Prestasi Diri
A. Pentingya Prestasi Diri
Kegagalan
adalah kesuksesan yang tertunda. Pepatah itulah yang selalu menjadi
modal untuk men capai dan meraih cita-cita yang kita inginkan. Meraih
cita-cita merupakan suatu prestasi bagi diri sendiri dan jika kita
berprestasi, orangtua serta kerabat yang lainnya tentu akan ikut
bahagia. Namun, untuk meraih cita-cita yang kita inginkan tentulah tidak
mudah, perlu adanya usaha dan perjuangan. Oleh karena itu, usaha dan
perjuangan mutlak dilakukan. Setiap ada kesempatan jangan kita
sia-siakan.
Tahukah kamu, mengapa kita harus berprestasi dalam hidup?
Apa yang harus kita lakukan jika gagal mencapai cita-cita atau
prestasi? Apakah prestasi penting harus kamu raih? Bagaimana mengenali
potensi dirimu?
Prestasi bangsa dapat dibangun ketika setiap
individu dapat menorehkan prestasi dalam segala bidang, terutama dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
harus dijadikan pijakan utama. Hal ini disebabkan keunggulan sebuah
negara diukur oleh sumber daya manusianya yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek). Suatu negara dapat dikatakan maju dan
berprestasi jika negara tersebut mampu menguasai iptek. Misalnya,
Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman adalah contoh negara yang menguasai
iptek, kemudian menjadi negara termaju dan terdepan di dunia.
"Berprestasi
di segala bidang merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh warga
negara. Kamu harus mampu berprestasi di bidang yang dianggap bisa
membuat prestasi. Kamu lebih mengetahui bidang yang disukai. Misalnya,
dalam bidang olahraga atau penelitian.
Kamu dapat mengasah kemampuanmu dengan terus berlatih dan belajar".
Kita dapat belajar dari apa saja dan dari siapa saja agar pengetahuan dan keterampilan
terus meningkat.
Dr. Vernon A. Magnesen menyatakan bahwa keberhasilan kita belajar dipengaruhi oleh berbagai cara kita belajar, yaitu:
10 % dari apa yang dibaca;
20 % dari apa yang didengar;
30 % dari apa yang dilihat;
50 % dari apa yang dilihat dan didengar;
70 % dari apa yang dikatakan;
90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Kerja keras dalam belajar memang perlu kita lakukan agar dapat mencapai prestasi yang kita harapkan. Thomas Alfa Edison yang
telah mengalami banyak kegagalan ketika berusaha melakukan penemuan,
menyatakan bahwa ia telah menemukan salah satu cara untuk
mendapatkan
kesuksesan karena ketika ia gagal dalam satu hal tentunya akan
menemukan jalan lain yang mengantarkan pada prestasi. Kerja keras harus
kita lakukan dalam semua bidang kehidupan guna menorehkan prestasi
segala bidang
Ciri-ciri orang yang sukses adalah sebagai berikut.
1. Orang yang berhasil mengenal Tuhannya, taat, serta mengabdi dengan tulus dan teguh pendirian
2. Orang yang berani dan berhasil menemukan kekurangan dirinya lalu dengan sungguh sungguh dan gigih memperbaikinya.
3. Orang yang berhasil mengembangkan potensi positifnya sehingga hidupnya kian hari kian
bermanfaat bagi sesama juga makhluk lainnya.
4. Orang yang akhir khayatnya berakhir dengan kebaikan, wafat penuh kemuliaan di jalan yang diridai Tuhan.
B Potensi Diri untuk Berprestasi
Berbagai
potensi yang dimiliki seseorang dapat terus dikembang kan untuk menjadi
potensi yang berprestasi. Beberapa kondisi yang dapat menentukan
seseorang berhasil atau tidak menggapai prestasi tersebut, dapat dikaji
dengan melihat aktivitas dan kondisi psikologis
orang tersebut. Aktivitas dan kondisi psikologisnya sebagai berikut.
1. Keimanan dan Ketakwaan
Keimanan dan ketakwaan adalah modal dasar untuk berprestasi. Apapun
kegiatan atau upaya yang kita lakukan pada akhirnya bertujuan diper
sembahkan kepada keridaan Tuhan Yang Maha Esa. Jika keimanan dan
ketakwaan melandasi segala upaya untuk meraih prestasi, dan mengalami
kegagal an, kita akan berserah diri kepada Tuhan. Namun, jika berhasil
dalam prestasi, kita akan menga takan bahwa keber hasil an tersebut
adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa.
2. Sehat Fisik dan Mental
Sehat fisik dan mental adalah kondisi seseorang dalam memiliki
kesehatan jasmani dan rohani. Kese hatan jasmani dapat kita ciptakan
dengan melakukan pola hidup sehat dan berolahraga teratur. Pola hidup
sehat tercipta dengan pola makan yang sehat, serta bekerja
dan
istirahat yang teratur. Sehat mental dapat tercipta dengan membangun
mentalitas dan keper cayaan diri. Kepercayaan diri tidak mungkin muncul
begitu saja, tetapi harus dilatih dan diasah secara teratur.
3. Sikap Mental Positif
Banyak sekali pendapat tokoh atau ahli psikologi yang menge mukakan
tentang membangun mentalitas positif ini. Sikap mental positif ini dapat
dibangun dengan cara sebagai berikut.
a. Kenali Diri Sendiri
b. Lakukan yang Terbaik
Contoh seseorang yang berprestasi
B.J. Habibie
Taufik Hidayat
Chris Jhon
c. MenjadiPribadi yang Istimewa
Steven Covey menyatakan cara menumbuhkan potensi diri dan kunci sukses
seseorang adalah dengan melakukan tujuh kebiasaan, yaitu sebagai
berikut.
1) Bertanggung jawab pada diri sendiri.
2) Tentukan sendiri mana yang penting bagi Anda.
3) Kerjakan apa yang sudah diprioritaskan.
4) Anggap diri Anda berada dalam situasi cooperation (kerja sama) dan lakukan yang terbaik.
5) Pahami orang lain maka mereka akan memahami Anda.
6) Cari solusi yang lebih baik.
7) Tantang diri Anda sendiri secara berkesinambungan.
d. Menaklukkan Tantangan
e. Kecerdasan Emosi dan Spiritual
Kecerdasan emosi dan spiritual seseorang hasil penelitian para ahli
ternyata memiliki peran yang lebih besar terhadap kesuksesan seseorang.
Orang-orang yangdapat mencapai puncak karir bukan hanya orang yang
secara Intelligence Quotient (IQ)-nya cerdas, melainkan
harus didukung oleh kecerdasan emosi dan spiritualnya.
Ada lima karakter dan kemampuan dalam kecerdasan emosional, yaitu sebagai berikut.
1) Kesadaran Diri
Mengetahui yang dirasakan untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri serta memiliki
tolok ukur yang realistis atas kemampuan dan kepercayaan diri.
2) Pengaturan Diri
Menangani
emosi sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas dan pencapaian
suatu maksud, bereaksi secara wajar terhadap suatu situasi, dan mampu
dengan cepat pulih dari tekanan emosi.
3) Motivasi Diri
Menggunakan hasrat yang paling dalam untuk
menggerakkan dan menuntut menuju sasaran,
meng ambil inisiatif, bertindak efektif, serta bertahan
menghadapi kegagalan.
4) Empati
Merasakan
yang dirasakan orang lain, memahami perspektif mereka, menumbuhkan
hubungan saling percaya, dan menyelaraskan diri dengan berbagai orang.
5) Keterampilan Sosial
Menangani
emosi secara baik, membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi,
memimpin, bermusyawarah dan menyesuaikan perselisihan, serta bekerja
sama.
C. Peran Serta dalam Berbagai Aktivitas untuk Mewujudkan Prestasi Diri
Berprestasi dan membuat sesuatu menjadi lebih baik adalah hak semua
orang. Semua manusia memiliki kesempatan untuk berprestasi walaupun
dalam menorehkan prestasi dihadapkan dengan halangan dan tantangan.
Motivasi untuk berhasil dengan berpikir besar,
kerja keras,
kesabaran, serta doa kepada Tuhan Yang Maha Esa akan menghantarkan kita
pada keberhasilan Pendidikan pun merupakan sesuatu yang penting dalam
menggapai prestasi karena semakin baik tingkat pendidikan seseorang,
semakin besar kesempatan seseorang untuk mendapatkan prestasi. Hal ini
bukan berarti seseorang yang tidak berpendidikan tidak dapat
berprestasi.
Semua orang dapat belajar dari berbagai hal dan tidak hanya didapatkan
di bangku sekolah. Banyak hal yang ada dalam kehidupan dapat dijadikan
sebagai guru, bahkan kesuksesan seseorang dalam menekuni suatu bidang
juga merupakan contoh yang dapat ditiru
Tidak salah apabila kita
meneladani bahkan meniru seseorang yang berhasil. Sebaliknya, salah jika
kita meniru hal salah yang dilakukan oleh orang lain.
Pemikiran
besar, terus belajar, kerja keras, kesa baran, dan doa merupakan bagian
dari gambaran seseoran yang telah memiliki potensi intelegensi
(kecerdasan pikir), kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual. Dengan
berbekal tiga potensi (pikir, emosi, dan spiritual)
tersebut dan
nilai-nilai sosial, seperti kejujuran, tenggang rasa, rendah hati, dan
bertanggung jawab maka kita dapat meniti dan membangun jembatan untuk
menggapai prestasi.
Prestasi dibangun tidak hanya di sekolah,
melainkan dalam segala bidang kehidupan di mana ia berada dan kesempatan
yang di dapatkan. Namun kesempatan sebenarnya bukan datang kepada kita,
melainkan kesempatan harus dicari dan dibuat. Misalnya, bagi seorang
atlet, dia akan selalu memiliki kesempatan untuk menjadi juara jika
terus berusaha dan bertindak untuk
menjadi seorang juara. Tuhan Yang
Maha Esa telah memberikan kepada kita segudang kemampuan yang tidak
diberikan kepada makhluk lainnya. Mulai dari proses penciptaan, manusia
sebenarnya telah memiliki dan melalui proses prestasi, kemudian dalam
proses penciptaan tersebut Tuhan memberikan potensi pikir dan hati untuk
kita semua.
Menorehkan prestasi bukanlah sebuah pekerjaan yang tidak mungkin kita lakukan karena meraih prestasi dapat mulai dari diri sendiri, di keluarga, di sekolah, di masyarakat, dan di negara.